About

Tentang Bakpia djava

Bakpia Djava, yang pada awalnya hanya merupakan industri rumahan, lahir di Kampung Pathuk pada tahun 1970-an. Seluruh proses produksi dilakukan secara sederhana, mulai dari pemilihan bahan, proses pembuatan, hingga pengemasan. Semua dilakukan secara manual, dan kapasitas produksi terbatas dengan pemasaran yang hanya dilakukan dengan cara menjajakan di sekitar kampung.

Karena rasa lezat yang dihasilkan berkat resep tradisional dan nuansa tempo doeloe yang digunakan, Bakpia Djava semakin digemari. Pemasaran awalnya hanya dilakukan dengan cara menjajakan di sekitar kampung, namun kemudian diubah. Untuk memenuhi permintaan yang semakin banyak, pada tahun 2000, Bakpia Djava membangun sebuah toko di Kampung Pathuk No. 93. Seiring perkembangan sejarahnya, jalan di kampung ini kemudian diberi nama Jl. Aipda KS Tubun. Pada tahun yang sama, nama Bakpia Djava secara resmi ditetapkan sebagai nama toko.

Bagi sebagian besar orang, pemilihan Bakpia Djava sebagai nama toko merupakan langkah di luar tradisi toko bakpia pada saat itu, di mana hampir semua toko menggunakan "angka" sebagai nama mereka. Namun, bagi Bakpia Djava, inilah yang harus dilakukan sebagai respons terhadap perkembangan dunia pariwisata yang mengalami perubahan yang signifikan. Pariwisata tidak lagi menjadi kebutuhan tersier, melainkan kebutuhan sekunder. Bahkan dalam dunia pendidikan, pariwisata telah menjadi bagian dari metode pendidikan di luar ruangan.

Sikap responsif terhadap perkembangan dunia pariwisata inilah yang membuat Bakpia Djava terus berkembang. Pada tahun 2008, Bakpia Djava kembali membangun toko di Jl. Adisutjipto km 8,5 Jogjakarta. Toko ini memiliki nama yang sama dan merupakan upaya Bakpia Djava untuk melayani konsumen yang terus bertambah. Hanya dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2010, Bakpia Djava mendirikan toko lainnya. Toko baru ini berdampingan dengan toko sebelumnya dan juga diberi nama Bakpia Djava. Toko ini dilengkapi dengan lahan parkir yang sangat luas.

Pemilihan nama Bakpia Djava sekali lagi terbukti bukan hanya untuk tampil berbeda dari toko-toko serupa yang hampir semuanya menggunakan angka sebagai nama. Bukti nyata adalah dalam perjalanan waktu, Bakpia Djava justru mengalami perkembangan yang pesat. Pemilihan nama Bakpia Djava memiliki makna filosofis "the past is new". Sejarah dan tradisi masa lalu adalah sesuatu yang baru. Dengan tagline "Resep Tradisional Tempo Doeloe", Bakpia Djava tetap setia dan konsisten menggunakan resep tradisional tanpa bahan kimia untuk setiap produk yang dijual dengan cara modern.

Selain itu, Bakpia Djava juga menjaga konsistensi tradisional dengan menempatkan dapur produksi di dalam toko. Hal ini memungkinkan konsumen untuk melihat langsung proses pembuatan bakpia. Tidak hanya itu, jika ada konsumen yang tertarik untuk merasakan sensasi membuat bakpia sendiri sebelum membelinya, tim produksi Bakpia Djava dengan senang hati akan memberikan pendampingan.

Visi & Misi

Visi Bakpia Djava adalah menjadi produsen bakpia dengan rasa paling lezat dan menjadi toko oleh-oleh yang paling lengkap dengan pelayanan yang prima. Misi Bakpia Djava adalah menjaga bakpia sebagai ikon oleh-oleh khas Jogjakarta dan mempertahankan kelestarian penganan tradisional lainnya.

Rekor Muri

Bakpia Djava menjaga bakpia agar selalu menjadi ikon oleh-oleh khas Jogjakarta dengan berbagai upaya, salah satunya adalah menciptakan bakpia raksasa seberat dua ton. Proses pembuatan bakpia raksasa ini melibatkan 29 juru masak dan menggunakan oven yang dirancang khusus. Acara pembuatan bakpia raksasa tersebut digelar di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret, Jogjakarta pada 12 Juni 2010. Prestasi ini juga tercatat dalam Buku Rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Bakpia Terbesar di Indonesia. Selain itu, Bakpia Djava juga meraih penghargaan dari MURI atas rekor makan bakpia massal dengan jumlah peserta terbanyak, yaitu 1.300 orang.

Dalam komitmennya untuk menjaga kelestarian penganan tradisional, Bakpia Djava mewujudkannya dengan menjadikan tokonya sebagai tempat belajar bagi para siswa untuk membuat bakpia. Bakpia Djava dengan senang hati membuka pintu selebar-lebarnya bagi sekolah yang ingin melakukan kunjungan sebagai bagian dari pendidikan di luar ruangan.

Konsep Toko dan Layanan

Dapur Bukan Rahasia

Berbeda dengan toko lain yang merahasiakan proses produksi, Bakpia Djava justru membuka pintu selebar-lebarnya kepada konsumen untuk melihat langsung proses pembuatan bakpia. Bahkan, di toko Bakpia Djava Jl. Adisutjipto Km 8,5 Jogjakarta, dapur produksi justru berada tepat di depan pintu masuk. Konsumen bias melihat langsung seluruh proses produksi. Mulai dari pembuatan kulit, isi, pemanggangan, hingga pengemasan.

Icip-icip

Khusus untuk bakpia, konsumen diperbolehkan mencicip dan mencecap kelezatan bakpia sesuai ragam rasa yang diinginkan. Sesuai dengan misi untuk melestarikan makanan tradisional, Bakpia Djava juga menyediakan aneka makanan khas dari Jogjakarta dan sekitarnya.

Pilih Sendiri

Berbeda dengan self service di swalayan atau mal, di toko Bakpia Djava konsumen dipersilahkan memilih sendiri bakpia dan oleh-oleh lain yang ingin dibeli. Pramuniaga akan mendampingi, memberikan referensi serta membantu konsumen.

Pembayaran yang Mudah

Toko Bakpia Djava menyediakan sejumlah kasir lengkap dengan mesin hitung. Selain agar tidak terjadi antrian, konsumen juga bias melihat langsung jumlah yang harus dibayar secara transparan. Kepada konsumen yang menggunakan kartu kredit juga tersedia fasilitasnya.

Kemasan

Bakpia Djava juga menyediakan layanan pengepakan gratis kepada konsumen agar oleh-oleh yang dibeli tidak rusak dan cita rasanya tetap lezat.

Outlet

Untuk melihat outlet resmi kami sila kunjungi link berikut.

Outlet